Monday, June 25, 2012
Perjuangan Pertama Jagoan Kecilku
Sudah beberapa lama Tristan (6 Tahun), jagoan kecilku menanyakan kapan ia akan dikhitan, seperti yang telah aku dan suamiku janjikan.
Kami telah memutuskan untuk mengkhitan anak laki-laki kami itu pada tanggal 23 Juni 2012.
Hampir setiap hari, Tristan menanyakan apakah hari itu sudah sampai.
Sedikit demi sedikit, kami jelaskan padanya apa yang akan terjadi saat ia dikhitan. Pertanyaan-pertanyaan pun mengalir dari bibirnya.
Salah satu pertanyaan yang paling lucu darinya adalah apakah ia akan menjadi perempuan seperti kakak dan adiknya setelah dikhitan nanti. ^_^
Akhirnya hari Sabtu itupun tiba jua.
Mulai dari pagi harinya, Trsitan bersemangat karena hari itu ia akan dikhitan.
Juru khitannya akan datang setelah waktu sholat Ashar, jadi kami perkirakan, ia akan datang sekitar pukul empat sore.
Kami merencanakan khitan agar dilaksanakan di rumah orang tua suamiku.
Pukul tiga sore, sudah siaplah Tristan menunggu di rumah Mbah Utinya.
Pertanyaan-pertanyaan tentang kedatangan si juru khitan pun mulai datang. Tetapi, si juru khitan yang bernama Pak Maliki itupun belum juga muncul.
Setelah sekitar dua jam menunggu, akhirnya datang juga Pak Maliki, yang ternyata masih muda. Aku pikir pak Maliki sudah berumur lima puluhan atau lebih. ternyata mungkin dia lebih muda dari aku dan suamiku. Aku berharap, ia sudah cukup berpengalaman walaupun masih muda.
Ketika Tristan tau bahwa si juru khitan sudah datang, ia langsung lari ke kamar dan berbaring di tempat tidur, menunggu.
Pak Maliki ternyata membawa teman untuk membantunya, yang aku lupa namanya... :D
Setelah beristirahat sejenak, mulailah pak Maliki dan temannya masuk ke dalam kamar dimana Tristan sudah menunggu.
Hebat anakku itu!
Mulailah proses khitan.
Tristan terbaring terlentang, ia memegangi guling yang diletakkan melintang di dadanya. Bapaknya memegangi dari atas, berusaha membuatnya tenang.
Juru khitan (yang aku lupa namanya), memulai dengan menyuntikkan bius lokal di tiga titik di sekitar kemaluan anakku. Tiap ia menyuntik, anakku disuruhnya menggeretakkan giginya...kami berusaha mencontohkan agar anakku merasa tenang dan nyaman.
Sedikit rasa takut tergambar di wajah mungilnya. Tapi dengan pandangan yakin aku meyakinkannya, sehingga iapun tetap tersenyum. Kuacungkan ibu jariku berkali-kali padanya, untuk memberitahunya bahwa aku bangga padanya. Aku merasa sangat bangga padanya.
Setelah obat biusnya bekerja, si juru khitan mulai membersihkan daerah yang akan dikhitan. Kemudian sambil mengumandangkan syahadat, terkhitanlah anakku.
Setelah itu, dijahitlah kulit yang di sekitar kemaluannya. Kata juru khitannya, tidak perlu diperban, karena kalau diperban, saat dilepaskan ada kemungkinan menimbulkan luka baru.
Alhamdulillahi robbil 'alamin.
Tak sedikitpun ia merasakan sakit saat ia dikhitan dengan menggunakan alat modern "electric cauter".
Begitu cepat prosesnya, kurang lebih sepuluh menit. Tristan pun masih tersenyum-senyum saja.
Setelah khitan, Tristan langsung memakai celana dalam khusus untuk anak-anak yang selesai dikhitan.
Dia tetap tersenyum.
PSP yang kami bilang akan kami belikan setelah ia dikhitanpun langsung ditagihnya. ^_^
Tetapi ada beberapa hal yang harus dikerjakan bapaknya, jadi ia harus menunggu dulu.
Kira-kira satu jam kemudian, mulai hilanglah pengaruh bius lokal Tristan.
Setelah ia pipis untuk pertama kalinya dan melihat apa yang terjadi pada kemaluannya, ia mulai merengek. Ia mulai menangis.
"Ibu, sakiiiiiit!!!" tangisnya.
Tak ada yang bisa kulakukan selain merangkul dan menenangkannya. Obat penghilang rasa sakitpun sudah diberikan, tapi tetap ia menangis.
Lalu aku menawarkan apa ia ingin menonton film di laptopku. Ia setuju. Maka setelah kusiapkan, Tristanpun menonton Lion King. Dan lupalah ia pada rasa sakitnya.
Ditambah lagi ada kakak, adik, dan beberapa sepupunya yang menemani.
Aku sungguh berterimakasih pada Disney yang telah membuat film Lion King! ^_^
Tagihan PSP pun mulai memberondongku sementara suamiku pergi untuk membelinya.
Akhirnya, suamiku pulang dan Tristanpun semakin lebar senyumnya. Apalagi saat ia mendapatkan beberapa amplop yang membuatnya tambah senang. ^_^
Ibu hanya senang semua berjalan lancar, nak!
Selamat berjuang di perang-perang lain yang lebih berat, anakku! Semoga kau menjadi pribadi yang berilmu bagi dunia dan akhiratmu, nak!
Amin.
PS: Di bawah ini foto Tristan dan PSP barunya...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment